Individual Differential dari Dua Buku yang Berbeda
Buku “Understanding and Managing
Organizational Behavior” 6th Edition
By Jennifer M. George and Gareth R.
Jones
(Chapter 2 “Individual Differential”)
|
Buku “Organizational Behavior" by Schermerhorn, Hunt, Osborn, Uhl-Bien
(Chapter 2 "Individual Differential")
|
Personality is the pattern of relatively enduring ways that a person
feels, thinks, and behaves.
Berdasarkan pernyataan diatas, kami mendapat pengertian bahwa, Kepribadian
adalah pola seseorang dalam merasakan, berpikir, dan berprilaku. Pola
tersebut bersifat tahan lama.
|
Individual differences are
the ways in which people are similar and how they vary in their thinking,
feeling and behavior.
Berdasarkan pernyatan
diatas, perbedaan individu adalah cara bagaimana seseorang berbeda dalam
pemikiran, perasaan dan perilaku.
Personality is the overall
combination of chracteristic that capture the unique nature of a person ask
that person reacts to and interacts others.
Berdasarkan pernyataan
diatas, kepribadian adalah kombinasi dari karakteristik yang menangkap sifat
unik seseorang, ketika orang tersebut beraksi dan berinteraksi dengan orang
lain.
|
Berdasarkan dua pernyataan diatas, didalam buku yang pertama hanya
dijelaskan tentang pengertian kepribadian, sedangkan buku kedua menjelaskan
definisi “Individual Differences” dan Kepribadian. Sehingga, saya dapat
menarik kesimpulan bahwa, Personality(Kepribadian) adalah kombinasi karakteristik yang dimana seseorang mempunyai pola karakter yang berbeda-beda, pola yang dimaksud adalah pola berpikir, merasakan, berperilaku, dan ketika orang tersebut berinteraksi dengan orang lain.
|
|
Aspek kepribadian “The Big Five Model of Personality”
Extraversion
merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan perasaan emosional positif
baik tentang diri sendiri maupun dunia sekitar; disebut juga Positive
Affectivity. Extraversion terbagi menjadi 2 yaitu,
Ekstravert – orang yang tingkat
extraversionnya tinggi,contoh sifatnya adalah cenderung ramah dan penuh kasih
sayang. Ketika di tempat kerja ekstravert lebih cenderung mengalami suasana
hati yang positif, puas dengan pekerjaan, dan umumnya senang dengan
organisasi, dan lingkungan sekitar. Introvert
– orang yang tingkat extraversionnya rendah, contoh sifatnya adalah
cenderung pemalu, dan tertutup.
2. Neuroticism
Neuroticism
merupakan kecendrungan untuk mengalami keadaan dan pandangan emosional yang
negative pada diri sendiri dan dunia disekitarnya; disebut juga Negative
Affectivity. Orang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi terkadang
lebih kritis terhadap diri mereka sendiri dan terhadap pekerjaannya
dibandingkan orang yang memiliki neuroticism yang rendah. Kecendrungan itu
dapat membuat mereka untuk meningkatkan kemampuan kinerja mereka. Mereka
sangat mahir dalam situasi tertentu, seperti pada situasi yang membutuhkan
pemikiran kritis dan evaluasi.
3. Agreeableness
Agreeableness merupakan
kecendrungan untuk lebih mudah akrab dengan orang lain. Orang yang memiliki
tingkat agreeableness tinggi umumnya lebih peduli dan dapat memahami sifat
orang lain. Sedangkan, orang yang memiliki tingkat agreeableness rendah
umumnya kasar dan tidak dapat dipercaya.
4. Conscientiousness
Conscientiousness merupakan
kemampuan seseorang dalam berhati-hati, teliti, dan tekun. Seseorang yang
memiliki conscientiousness tinggi cenderung lebih rapih dan dispilin.
Sedangkan yang rendah memiliki sifat sebaliknya.
5. Openness
to Experience
Opennes to Experience
merupakan seseorang yang memiliki
ketertarikan yang luas dan mau mengambil resiko. Biasanya, suatu
organisasi tidak mau memperkerjakan orang yang memiliki tingkat openness yang
tinggi, karena mereka takut untuk mengambil resiko, tetapi terkadang
kombinasi dari Openness yang tinggi dan Conscientiousness yang tinggi dapat
menjadi suatu kelebihan dalam mengambil keputusan yang sulit.
|
Aspek kepribadian “Big
Five Personality Traits”
Numerous lists of
personality traits—enduring characteristic describing an individual’s
behavior—have been developed, many of which have been used in OB research and
can be looked at in different ways. A key starting point is to consider the
personality dimention that recent research has distilled from extensive lists
into what is called the “Big Five”.
Karakteristik yang
bertahan lama yang menggambarkan perilaku seseorang—telah dikembangkan,
banyak diantaranya telah digunakan dalam penelitian OB dan dapat dilihat
dengan cara yang berbeda. Kunci utama dari dimensi kepribadian yang telah
diteliti serta disaring dan disebut juga “Big Five”
|
Berdasarkan dua pernyataan diatas tentang aspek kepribadian “The Big
Five Model of Personality” didalam buku pertama menjelaskan The Big Five
Model of Personality secara lebih rinci dengan menggunakan definisi dan
sekaligus contohnya, sedangkan dibuku kedua menjelaskan The Big Five Model of
Personality secara lebih singkat, karena langsung dengan contoh, tidak
mencantumkan definisi. Berdasarkan dua pernyataan diatas, The Big Five Model
of Personality merupakan aspek yang dimana menjelaskan lima model kepribadian seseorang, yang sangat penting untuk kita ketahui. Di dalam The Big Five Model of Personality menjelaskan istilah-istilah bagi sifat tertentu. Tentunya, Organisasi dan Industri sangat memperhatikan model sifat karyawan atau anggotanya karena hal tersebut berpengaruh kepada kualitas dan hasil kerja.
|
|
Aspek sifat kepribadian yang relevan dengan organisasi :
Locus of control dibagi
menjadi dua yaitu, External Locus of Control – merupakan orang yang
mempercayai bahwa takdir, keberuntungan, dan kekuatan dari luar mempengaruhi
apa yang terjadi pada mereka. Internal Locus of Control menjelaskan bahwa
orang yang percaya kemampuan, usaha, dan perilaku mereka sendiri merupakan
hal yang menentukan apa yang terjadi pada mereka.
2. Self-Monitoring
Self Monitoring merupakan
orang yang mencoba untuk dapat mengkontrol cara mereka menampilkan diri
mereka sendiri kepada orang lain. Ketika seseorang memiliki self-monitoring
yang tinggi cenderung melakukan pekerjaan
mereka dengan baik. Contoh pekerjaannya adalah Sales dan Konsultan.
Ketika seseorang memiliki self-monitoring yang rendah cenderung mahir dalam
memberikan masukan kepada anggota organisasi.
3. Self-Esteem
Self-Esteem merupakan
seseorang yang memiliki rasa harga diri dalam diri mereka dan pada kemampuan
mereka. Contohnya adalah orang yang memiliki self-esteem tinggi cenderung berpikir
bahwa mereka dapat mengurus berbagai masalah. Sedangkan orang yang memilki
self-esteem rendah cenderung mempertanyakan kemampuan diri sendiri dan mudah
gelisah.
4. Tipe
kepribadian A dan B
Tipe kepribadian A merupakan orang yang memiliki hasrat yang kuat
untuk mencapai sesuatu, dan sangat
kompetitif, serta terburu-buru.
Tipe kepribadian B cenderung orang yang lebih santai dan relax.
5. Kebutuhan
untuk Pencapaian, Relasi, dan Kekuatan
Kebutuhan untuk Pencapaian merupakan keinginan untuk melakukan
hal yang menantang dengan baik dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki
standar tinggi.
Kebutuhan untuk Relasi merupakan keinginan untuk membentuk dan
mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain.
Kebutuhan untuk Kekuatan merupakan keinginan emosional dan
perilaku untuk mengontrol atau mempengaruhi orang lain.
|
Aspek sifat kepribadian
yang relevan :
Personal conseption traits
mewakili penganut kepercayaan utama dan orientasi pribadi dari individu
mengenai lingkungan sosial dan fisik.
Locus of Control adalah sejauh mana seseorang merasa mampu mengendalikan hidupnya sendiri dan berkaitan dengan orientasi
internal-eksternal seseorang. Orientasi internal yaitu dimana seseorang
percaya bahwa mereka dapat mengendalikan atau menentukan nasib nya sendiri. Orientasi eksternal yaitu dimana seseorang
percaya bahwa nasibnya dapat ditentukan oleh kekuatan lingkungan.
A Proactive Personality adalah disposisi yang mengidentifikasi apakah
tindakan individu dapat mempengaruhi lingkungan mereka.
Individu dengan proaktif tinggi dapat
mengidentifikasi peluang dan menindakinya, inisiatif, dapat mengambil
tindakan , dan bertahan sampai adanya perubahan. Individu dengan proaktif
yang rendah, gagal mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang untuk mengubah
sesuatu (bersifat pasif).
Authotitarianism adalah kecenderungan untuk berpegang teguh pada
nilai-nilai konvensional dan mematuhi otoritas yang ada.
Dogmatisme yaitu menuntut seseorang untuk
melihat dunia sebagai tempat yang mengancam dan menganggap otoritas sebagai
mutlak. Otoriterisme dan Dogmatisme berhubungan dengan kelakuan kepercayaan
seseorang. Orang yang otoritas tinggi peduli dengan ketangguhan dan
kekuasaan. Seseorang yang dogmatismenya tinggi melihat dunia sebagai tempat
yang mengancam.
Menyebabkan seseorang untuk melihat dan
memanipulasi orang lain hanya untuk keuntungan pribadi. Individu dalam aspek
ini cenderung jarang mengalami persahabatan loyalitas, janji janji masa lalu,
dan mereka tampil mempengaruhi orang lain.
Self Monitoring adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan
perilakunya dengan faktor-faktor lingkungan eksternal. Seseorang dalam aspek
ini memiliki sensitifitas yang tinggi dan dapat berperilaku berbeda dalam
situasi yang berbeda pula.
|
Berdasarkan dua pernyataan diatas, buku pertama dan kedua menjelaskan
isi aspek yang sama, tetapi dengan sisi perspektif yang berbeda, walaupun ada
beberapa aspek dengan istilah yang sama seperti Locus of Control dan
Self-Monitoring. Dibuku kedua bahasanya terlihat sangat sulit untuk dimengerti. Sehingga saya dapat menarik kesimpulan bahwa, aspek sifat
kepribadian yang relevan pada anggota organisasi adalah sifat yang cocok ketika kita berada di organisasi, tentunya semua orang tidak mungkin sama, dan memiliki Individual Differentialnya masing-masing, sifat diatas menjelaskan bahwa organisasi sangat membutuhkan seseorang dengan kepribadian yang baik, dan dapat dipercaya.
|
|
Aspek dari Kemampuan :
Ada 8 tipe kemampuan kognitif
menurut Jum Nunnally yaitu :
·
Kemampuan Verbal
·
Kemampuan Numerik
·
Kemampuan Berpikir
·
Kemampuan Khusus
·
Kemampuan Membangun Hubungan
·
Kemampuan untuk Melihat Ruang dan Tempat
Sekitar
·
Kemampuan untuk Mengingat
·
Kemampuan untuk Mempersepsi
2. Kemampuan
fisik
Kemampuan fisik terbagi
menjadi dua, yaitu kemampuan motoric dan kemampuan fisik.
Kemampuan motoric adalah
kemampuan memanipulasi objek dilingkungan sekitar,
Kemampuan fisik adalah
kekuatan dan kesehatan seseorang.
|
Aspek Personality and
Stress
Terdapat 2 macam stress, satu stress positif dan stress negatif. Stress
positif terjadi dengan mendorong upaya kerja yang meningkat, merangsang
kreativitas, dan mendorong ketekunan lebih besar. Stress yang merusak, tidak
berfungsi baik bagi individu maupun organisasi (negatif) dapat menyebabkan
kelelahan kerja yang menunjukan dirinya kehilangan minat dan kepuasan
terhadap pekerjaan karena kondisi kerja yang penuh tekanan.
Stress dapat berdampak buruk bagi kesehatan
seseorang yaitu dapat membahayakan fisiologis dan psikologis tubuh dai waktu
ke waktu.
|
Di aspek ini, kedua buku membahas hal yang berbeda sehingga tidak
terdapat kesamaan dalam aspek ini. Buku pertama membahas aspek dari kemampuan
sedangkan buku yang kedua membahas mengenai stress. Walaupun dua hal diatas tidak bisa disimpulkan, saya berpendapat bahwa pada individual differential pasti ada kemampuan dan ada tekanan(stress) yang dimiliki oleh masing-masing individu. Maka dari itu, untuk menghindari stress kita harus tau kemampuan kita sampai mana, baik kemampuan fisik, dan verbal, karena kita tidak bisa berdiri sendiri dan pasti butuh bantuan orang lain. Mengenali diri sendiri menurut saya adalah hal yang baik dalam mengelola stress agar tidak berdampak negatif.
|
Komentar
Posting Komentar